BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Funan merupakan sebuah Kerajaan Hindu
purba pertama di Asia Tenggara yang muncul pada abad pertama masehi. Kerajaan
ini digabungkan dengan kerajaan Chenla. Pada abad ke-6, kerajaan Funan telah
menghantar ufti ke China. "Funan" dalam transkripsi
Cina adalah perkataan
"pnom" yang berarti "gunung". (Sumber : Wikipedia.com)
Funan adalah
kerajaan Kamboja
silam sebelum zaman-Angkor
terletak sekitar delta Sungai Mekong, kemungkinannya ditubuhkan oleh
penduduk Mon-Khmer yang bertutur bahasa Austro-Asiatic. Tidak banyak yang
diketahui mengenai Funan kecuali ia merupakan negara perdagangan yang kuat. Ini
terbukti dengan jumpaan barangan yang berasal dari empire Rom, Cina dan India dalam penggalian
arkhaeologi di Oc Eo
di selatan Vietnam.
Ibu negara Funan pada asalnya terletak di Vyadhapura,
hampir bandar Phnom Penh moden, walaupun ia mungkin
dipindahkan ke Oc Eo pada kemudiannya.
B.
Rumusan
Masalah :
1. Jelaskan
pengertian Kerajaan Funan !
2. Jelaskan
asal-usul dan perkembangan Kerajaan Funan di Asia Tenggara !
3. Jelaskan
pengaruh Kerajaan Funan bagi Indonesia !
BAB II
PEMBAHASAN
KERAJAAN FUNAN (KERAJAAN HINDU PURBA DI ASIA TENGGARA)
C.
Deskripsi
Singkat Tentang Kerajaan Funan
Funan
adalah kerajaan yang berasal dari negara Kamboja bagian selatan. Funan berasal
dari kata B’iunan (Krung Bnam) yang
berarti raja gunung, yang mempunyai kemiripan dengan Dinasti Syailendra di
Jawa Tengah. Ibukotanya di Vyadhapura yang berarti kota dari para
pemburu. Kota pelabuhannya adalah Oc Eo.
Kerajaan
ini didirikan oleh seorang Brahmana yang bernama Kaundinya dari India. Ia kawin
dengan putri setempat yang bernama Nagisoma (Naga). Ia mendirikan Funan pada
tahun 75 M. Funan sebagai kerajaan maritim sehingga mata pencahariannya
tergantung kekuasaannya di laut. Yang terpenting adalah menguasai jalan niaga
antar China, India, dan ka Eropa. Jalan niaga laut manjadi ramai setelah Jalan
Sutra mati karena gangguan orang-orang Nomad.
Funan
mempunyai angkatan laut yang kuat sekali, sehingga dengan angkatan lautnya ia
membajak diperairan Asia Tenggara. Setiap orang yang berlayar tinggal memilih
menyerah, mati, atau menjadi budak belian. Menyerah berarti berlabuh di funan,
membayar bea cukai dan memenuhi segala permintaan pera pembesar.
Lambat
laun Funan memperluas daerahnya. Untuk itu selurah pantai daratan Asia Tanggara
didirikan pangkalan dan benteng yang kuat. Funan menjadi sebuah iperium yang
sangat kuat sejak didirikannya pangkalan laut dan benteng, dan sejak
pertengahan Abad IV-V Funan menjadi sebuah Kerajaan yang menguasai perairan
Asia Tenggara.
Sementara
itu perairan Indonesia yang dikuasai Funan dijadikan jalan lalu lintas rempah-rempah,
binatang-binatang, kayu wangi (cendana), dan gading. Karena itu Funan dapat
membinasahkan setiap kerajaan maritim yang akan berdiri didaerah peraiarannya.
Akibatnya hanya daerah yang jauh dari jangkauan kerajaan Funan yang mampu
bertahan sebagai kerajaan merdeka, seperti kerajaan Kutai dan Tarumanegara.
Adapun
raja-raja yang pernah berkuasa di Funan antara lain, Kaundinya, Fan Shih Man,
Fan Sun, Kaundinya Jayavarman, dan Rudravarman. Kaundinya adalah pendiri Funan,
dinastinya berkuasa selama satu setengah abad.
Fan Shih Man
adalah raja penakluk, memiliki banyak vassal, sehingga ia memerintah sebagai
raja. Kekuasaannya sangat besar, ia membentuk angkatan laut yang menguasai
perairan Asia Tenggara. Karena ia suka berperang akhirnya ia gugur sewaktu
memimpin sebuah ekspedisi melawan kerajaan Chin Lin.
Pada masa
pemerintahan raja Fan Sun, datang di istana Funan duta-duta dari China dan
Marunda. Hubungan antara China dan Funan tetap erat sepanjang pemerintahannya
hingga tahun 237 M. Pada tahun 268 dan 287 Funan mengirim utusan ke China.
Menurut Liang
History salah seorang penganti Chandan adalah seorang Brahmana dari India yang
bernama Kiao-chen-ju, yang karena secara gaib pergi dan memerintah Funan.
Menurut cerita ia di terima baik oleh rakyat yang memilihnya menjadi raja
mereka. Kemudian merubah semua aturan-aturan sesuai dengan metode-metode India.
Nama nya diduga terjemahan cina dari nama “Kaundinya” dengan demikian cerita
itu akan menunjukan pengembalian unsure Hindu didalam keluarga yang memerintah
atas clan asli Funan, dibawah pemerintahannya pengaruh India cenderung menjadi
lemah dengan adanya hubungan dengan kebudayan setempat. Tidak ada tahun yang
ditunjukan bagi pemerinyahan Kaundinya kedua ini, tetapi salah seorang
pengantinya yang namanya mungkin berarti Sreshthevarman dilapotkan telah
mengirim utusan ke kaisar Wen (425-453). Early Sung History menyebutkan utusan-utusan
berikut tahun 434, 435 dan 438 dan dikatakan raja ini menolak membantu Lin-yi
menyerang Tongking/ (Tonkin).
Raja Funan yang
terbesar adalah Kaundinya Jayavarman. Ia meninggal pada tahun 514 M. Tahun
permulaan pemerintahannya tidak diketahui. Yang diangkat sebagai agama resmi
adalah agama Siwa, tetapi disampingnya agama Budha tetap hidup dengan damai.
Jayavarman sendiri tidak meninggalkan prasasti, tetapi permaisuri serta
putranya yang bernama Gunavarman masinh-masing meninggalkan prasasti berbahasa Sanskerta.
Kedua-duanya menunjukkan sifat Siwaistis, terdapat bekas telapak kaki pada
prasasti tersebut.
Raja Funan yang
terakhir Rudravarman. Sesungguhnya ia tidak berhak menduduki tahta kerajaan,
karena ia dilahirkan dari seorang selir. Ia berhasil menduduki tahkta kerajaan
setelah membunuh calon raja yang sah (mungkin Gunavarman).
Antara tahun
517 dan 539 ia mengirimkan sejumlah utusan ke China. Ia meninggal sekitar tahun
550 M. Bersama dengan meninggalnya Rudravarman, di daerah Mekong Tengah timbul
pergolakan yang dipimpin oleh dua orang bersaudara yaitu Bhavavarman dan
Citrasena, yang akhirnya berhasil menggulingkan kerajaan Funan.Kerajaan Funan
tak mungkin dihancurkan oleh kerajaan maritime yang lain. Yang menghancurkan
Funan adalah kerajaan darat atau pedalaman yaitu Chenla (Kamboja yang bersifat
agraris).
D.
Kondisi
Sosial Masyarakat Kerajaan Funan
Cerita ini ada dalam Southern Ch’i History yang juga berisi catatan tentang kerajaan seperti
zaman jayavarman. Ini sebuah gambaran tentang rakyat pengarung lautan, yang
menyangkut barang dagangan dan rampasan dan senatiasa menjarah
tetangga-tetangganya. Raja bersemayam di istana yang atapnya
bertingkat-tingkat, sedang rumah rakyat dibangun atas onggokan dan atapnya dari
daun bambu. Rakyat melindungi tempat tinggalnya dengan pagar kayu. Pakaian
nasionalnya sepotong kain yang diikatkan di pinggang. Olahraga nasionalnya
ialah sabungan ayam dan adu babi. Hukuman adalah berupa siksaan. Raja naik
gajah dalam pemeriksaan umum.
(Liang History) menambahkan bukan
hanya raja tetapi seluruh keluarga raja sampai pada selir naik gajah. Dewa
langit dipuja. Ini diwujudkan dalam patung tembaga: beberapa yang dengan muka dua dan tangan empat, yang
lain dengan empat wajah dan dengan delapan tangan jelas menujukan pemujaan
harihara. Mayat diperlakukan dengan empat cara: dengan melemparkan ke arus
sungai, membakarnya, mengubur dalam lubang parit, dan dengan menyajikannya pada
burung-burung. Cerita ini juga menjukan adat mandi yang masih diketemukan di kamboja
dan dikenal sebagai Trapeang, penggunaan
hak mandi umum bagi sejumlah keluarga.
E.
Kondisi
Ekonomi dan Politik Kerajaan Funan
Kerajaan
Funan mengalami kemajuan pesat dalam bidang Ekonomi, Kemajuan dalam bidang ekonomi tentunya dalam bidang
pertanian dan perdagangan. Funan adalah Kerajaan Agraris yang memiliki
pelabuhan sebagai pusat perdagangan dan militer di daratan Indocina. Bukti
bahwa Ekonomi Kerajaan Funan mengalami kemajuan yang sangat pesat dapat dilihat
dari perkembangan masyarakat Funan yang sebagian mengandalkan bidang pertanian
dan perkebunan sebagai mata Pencaharian masyarakat Funan.
Dalam bidang perdagangan Funan memiliki
pelabuhan laut yang sangat kuat dan menjadi salah satu pusat perdagangan yang
sangat strategis wilayah Asia Tenggara
dan daratan Indocina. Sehingga menjadi pusat perdagangan pada masa perundagian
dan jalur Sutera menjadi salah satu aspek maju dan berkembangnya aktivitas
perdagangan diwilayah Indocina dan Asia Tenggara. Komoditi yang terbesar dalam
aktivitas perdagangan di Kerajaan Funan antara lain, Gerabah, Keramik, dan
barang- barang dari perunggu, yang merupakan pengaruh dari Kebudayaan Dong Son
di Vietnam, sehingga secara tidak langsung pengaruh Cina terhadap perkembangan
Kerajaan Funan di Kamboja, menjadi pengaruh yang sangat penting dalam
perkembangan Kerajaan Funan kedepannya.
Dalam
bidang politik seperti yang digambarkan dalam Deskripsi singkat tentang
Kerajaan Funan diatas, dijelaskan bahwa Kerajaan Funan memiliki sistem politik
yang Feodal, dengan saling menguasai wilayah di Asia Tenggara dan dapat
dikatakan bahwa Kerajaan Funan merupakan Kerajaan Adikuasa pada masa itu dengan
menguasai seluruh wilayah perairan dan daratan Indocina. Dan Funan pun memiliki angkatan laut yang sangat kuat
sehingga menambah pertahanan Laut Kerajaan Funan semakin kuat di dalam
menaklukan wilayah- wilayah yang berada di Asia Tenggara dan sekitarnya. Raja
memiliki kekuasaan yang sangat mutlak (Absolut) di dalam menjalankan tata
pemerintahan di Kerajaan Funan, sehingga raja sangat ditinggikan statusnya oleh
masyarakat Kerajaan Funan, bahkan dapat dianggap sebagai titisan dewa yang
sangat dimuliakan. Sehingga dengan
adanya tata pemerintahan dan pertahanan seperti diatas mustahil Funan sebagai The First Arest Power (Asia Tenggara
Pranasionalisme :48), Funan dapat ditaklukan oleh Kerajaan- kerajaan lain
yang terdapat dipesisir daerah Indocina dan Asia Tenggara, seperti Kerajaan Chenla
dan Angkor. Tetapi setelah meninggalnya Raja Rudravarman pada
tahun 550 M, keadaan menjadi terbalik, timbul pergolakan di dalam tata
pemerintahan Kerajaan Funan yang akhirnya dapat menggulingkan Funan dibawah
penyerangan Kerajaan Chenla, yang menjadi salah satu Kerajaan yang dikuasai
Funan pada waktu itu. Sehingga berakhirlah sudah kejayaan Kerajaan Funan sebagai
Kerajaan The Man Power di wilayah Asia Tenggara, dan berganti dengan
masa pemerintahan Kerajaan Chenla yang telah berhasil menaklukan Kerajaan
Funan, sebagai Kerajaan Hindu Purba pertama di Asia Tenggara yang sangat kuat
di dalam struktur pemerintahannya.
F.
Proses
Keruntuhan dan Kemunduran Kerajaan Funan
Kerajaan
Funan mengalami kemunduran pada akhir abad IV karena mendapat serangan dari
tentara Kerajaan Chenla tepantya pada masa pemerintahan Raja Rudravarman (550
M) , dengan jatuhnya Kerajaan Funan ini, maka pada abad V terjadilah revolusi Kepercayaan
di wilayah Asia Tenggara, yakni di daratan Asia Tenggara mengalami Absolutisme
dewa raja yang berpusat pada pendewaan raja (dewa raja kultus). Dan
Chenla sebagai penakluk yang berhasil menguasai Kerajaan Funan inilah yang
membawa pengaruh kepercayaan ini sehingga secara tidak langsung mulailah
berkembang kepercayaan Absolutisme dewa raja, walaupun pada saat pemerintahan
Funan pengaruh ini sudah mulai diterapkan tetapi baru berkembang saat
perpindahan kekuasaan dari Funan ke Kerajaan Chenla (Sumber : Asia Tenggara
Zaman Pranasionalisme, Kardiyat Wiharyanto).
G.
Pengaruh
Kerajaan Funan Terhadap Perkembangan Peradaban di Indonesia
Kerajaan
Funan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan peradaban Kuno di
Indonesia, terutama dalam bidang Kebudayaan dan Kepercayaan setempat yang mulai
mengalami perubahan sejak masuknya pengaruh Indianisasi di wilayah Asia
Tenggara, sehingga muncul Kerajaan- kerajaan yang mendapat pengaruh dari Agama
Hindu dan Buddha di Indonesia. Bukan hanya itu pengaruh dalam bidang Kebudayaan
dan Kepercayaan pun masyarakat Indonesia mengalami perubahan, dalam bidang
Kebudayaan pengaruh Funan sangat terlihat dari barang- barang peninggalan
sejarah yang ditemukan seperti Nekara, Tembikar,dan barang- barang yang terbuat
dari perunggu yang pada masa Kerajaan Funan menjadi salah satu Komoditi barang
dagang yang paling terkenal, sehingga secara tidak langsung pengaruhnya sampai
ke Indonesia, yang juga erat dengan perkembangan Kebudayaan Dong Son di
Indonesia.
Dalam
bidang Religi dan Kebudayaan yang dapat dilihat dari pengaruh Kerajaan Funan
terhadap perkembangan peradaban masa Kuno di Indonesia, yang utama adalah
masuknya pengaruh Indianisasi ke Indonesia yang mengubah segala jenis
Kepercayaan (Religio Naturalism), beralih kepada Kepercayaan Agama Hindu- Buddha,
sehingga di Indonesia muncul banyak Kerajaan bercorak Hindu- Buddha yang sangat
kental hubungannya dengan pengaruh dari Kerajaan Funan dan India.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Kerajaan
Funan adalah Kerajaan Hindu Purba yang berada di wilayah Asia Tenggara, yang
berasal dari kata B’iunan (Krung Bnam)/ “pnom”
yang berarti raja gunung/ gunung, yang memiliki prospek
kesamaan dengan dinasti Syailendra yang terdapat di Jawa Tengah bahkan
diperkiran terdapat Missing Link
antara kedua Kerajaan ini sehingga belum diketahui secara pasti dimana letak
kemiripan antar kedua Kerajaan ini, sehingga arti Funan sendiri memiliki
pemahaman sebagai Kerajaan yang berkuasa diatas gunung dan ini pembuktian ini
sungguh benar- benar terjadi dengan wilayah kekuasaan Kerajaan Funan yang
mencakup seluruh wilayah daratan Asia Tenggara dan Indocina, dan menjadi salah
satu Kerajaan terbesar dan tertua di wilayah Asia Tenggara.
2. Kerajaan
Funan adalah Kerajaan yang berasal dari daratan lembah Sungai Mekong tepatnya
di Kamboja bagian Selatan. Kerajaan Funan kemungkinan didirikan oleh orang-
orang Khmer yang pada waktu itu mulai menetap dipinggiran delta Sungai Mekong,
Kamboja bagian Selatan dengan Vyadhapura sebagai Ibukotanya. Kerajaan Funan
didirikan oleh salah seorang Brahmana bernama Kaudinya yang berasal dari India. Dan kemudian ia menikah dengan
orang setempat (orang Khmer) Nagisoma (Naga), sehingga pendiri dari Kerajaan
Funan adalah orang- orang Khmer yang mempunyai status hubungan dengan India,
karena mendapat pengaruh Hindu yang sangat kuat dari brahmana Kaudinya,
sehingga relasi hubungan antara Funan dengan daerah India terus berjalan hingga
akhir masa pemerintahan Raja Rudravarman (menjelang Keruntuhan Kerajaan Funan
oleh Kerajaan Chenla).
3. Tentu
memiliki peran dan pengaruh yang sangat besar untuk Indonesia khususnya dalam
bidang hubungan internasional dan Kebudayaan, diceritakan bahwa Kerajaan Funan
memiliki hubungan dengan Indonesia sejak masuknya pengaruh Hindu- Buddha
didaratan Indocina, dan sangat besarlah pengaruhnya ini dengan mulainya
bermunculannya Kerajaan- kerajaan Hindu- Buddha (mendapat Pengaruh India) di
Indonesia, seperti Mataram Kuno, Tarumanegara, Sriwijaya yang kesemuanya
mendapat pengaruh dari masuknya Agama Hindu- Buddha di daratan Indocina, dan
Funan menjadi salah satu pelopor dari perkembangan Agama Hindu- Buddha di
daratan Asia Tenggara khususnya Indonesia (Indianisasi). Dalam bidang pengaruh
Kebudayaan, Funan juga memberikan pengaruh yang sangat besar bagi Indonesia,
seperti adanya bangunan- bangunan yang suci sebagai tempat peribadatan, seperti
Candi dan terdapat pula barang- barang hasil dari Kebudayaan Indocina (pada
masa Kerajaan Funan) yang ditemukan di Indonesia yang menjadi salah satu bagian
dari besarnya pengaruh Kerajaan Funan terhadap perkembangan peradaban di
Indonesia pada masa Kuno.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Setelah
melihat tentang deskripsi tentang Kerajaan Funan, dapat kita mengerti dan kita
simpulkan bahwa Funan adalah salah satu contoh Kejayaan peradaban masa lalu
yang dapat menjadi gambaran betapa berkembangnya Kebudayaan dan peradaban
masyarakat pada masa lalu dalam konteks pada masa Kuno, yang sudah mulai
mengenal adanya sistem pemerintahan, Kebudayaan, perdagangan dan yang lainnya.
Sehingga Funan menjadi salah satu bagian dari Sejarah Asia Tenggara Kuno yang
perlu dikembangkan, tentunya dalam konteks seberapa jauhnya pengaruh Funan bagi Kehidupan
masyarakat Asia Tenggara Kuno bahkan terhadap kehidupan Peradaban di
Indonesia.
B. SARAN
Setelah memahami perkembangan kerajaan
di kamboja, penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang
kerajaan Funan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Jadi penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun baik dari dosen maupun dari teman-teman semua. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber
Internet :
www. Wikipedia.com
Sumber
Pustaka :
Wiharyanto, A.Kardiyat, 2005. Asia Tenggara
Zaman Pranasionalisme, Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
Hall,
D.G.E, 1988. Sejarah Asia Tenggara, Surabaya : “Usaha Nasional”
Ilmu saya makin bertambah...
BalasHapusThanks.....
http://mimieybelll.blogspot.com
Visit my blog.....
terima kasih banyak banyak
BalasHapusSya mndapati byk kesalahan ejaan drp isi2 pnting kerajaan funan... Harap korang dpt baiki lah
BalasHapusSaya nak yang rinkas
BalasHapusNagasoma dari linyi adalah bangsa austronesia
BalasHapusStainless Steel Magnets - titanium arts
BalasHapusIroning worrione.com the Stainless Steel Magnets (4-Pack). Made in Germany. The Titanium Arts 출장마사지 Stainless Steel https://febcasino.com/review/merit-casino/ Magnets are an alloy หาเงินออนไลน์ made of steel titanium ring in stainless steel